BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sebelumnya kami akan sedikit
membahas tentang khat kaligrafi arab dengan bahasa yang sederhana. Khat adalah
bentuk, alur dan model huruf dari sebuah tulisan arab yang dikarang oleh para
khathat dari jaman dahulu yang kebanyakan dari timur tengah. Bertujuan untuk
mempermudah. memperindah dalam menulis dan membaca huruf arab.
Namun perlu diingat khat ini adalah
sekedar seni dari model huruf arab jadi bukan bagian dari agama. Oleh karena
itu dalam menulis atau melukis kaligrafi arab tidak wajib harus menggunakan
khat yang dikarang atau di buat oleh seniman seniman terdahulu.
Jadi anda juga boleh berkreasi
dengan huruf-huruf arab tersebut asal jangan sampai merubah makna dan artinya.
Anda perlu memahami arti dari kalimat yang akan anda tulis dalam kaligrafi arab
tersebut sehingga tidak menghilangkan atau menambah hurf yang akan merubah
makna dari ayat tersebut.
Kembali ke mengenal khat kaligrafi
arab, Ada bayak macam khat yang telah dibukukan oleh para seniman kaligrafi,
dibawah ini kami akan membahas beberapa contoh dari khat-khat kaligrafi arab
tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja macam-macam khat ?
2. Bagaimana
ciri dari macam-macam khat tersebut?
BAB II
MACAM-MACAM KHAT DAN CIRINYA
A. Macam-Macam
khat dan Cirinya
1. Khat Diwani
Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan
oleh masyarakat Turki Usmani. Peletak dasar-dasar kaedah dan ukuran
huruf-hurufnya adalah Ibrahim Munif. Tulisan ini mulai populer setelah
penaklukan kota Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih tahun 875 H.
Penamaan Diwani karena dinisbahkan kepada kantor-kantor pemerintah dimana
tulisan tersebut digunakan dan dari dewan-dewan pemerintahan itulah khat ini
menyebar ke seluruh kalangan masyarakat. Karakter Diwani dikenal dengan
putarannya, sehingga tidak satupun huruf yang tidak mempunya lengkungan.
Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan Diwani beradaptasi dengan tulisan
apapun. Hal ini pula yang memudahkan para kaligrafer menulis dengan Diwani.
Diwani
memiliki tiga macam bentuk, yaitu:
- Khat Diwani 'Adi
Diwani 'Adi merupakan gaya khat yang tampil biasa ('adi)
sesuai struktur tulisan, sehingga mudah dibaca. Ciri tampilannya tampak pada
kali-kali tulisan yang umumnya berbaris datar dengan pucuk-pucuk huruf
bergelombang dinamis.
- Khat Diwani Mutarabit
Gaya ini
merupakan Diwani yang huruf-huruf dan rangkaian katanya saling menjalin atau
bersilangan (mutarabit) satu sama lain. Besar kemungkinan pola semacam
ini merupakan hasil pengaruh khat Musalsal ciptaan Ibnu Bawab.
Dalam jenis khat Diwani Mutarabit ini, kaligrafer modern Gazlan Bek dari Mesir
merupakan tokohnya. Gazlan berhasil membuat karya-karya masterpiece yang banyak
dijadikan acuan, sehingga para kritikus dan pengamat menisbahkan gaya khat ini
kepada Gazlan sehingga disebut Khat Diwani Gazlani
- Khat Diwani Jali
Diwani Jali diciptakan oleh Syahlan Pasha dari Turki dan
merupakan pengembangan dari Diwani 'Adi. Jali artinya Jelas. Kejelasan tersebut
tampak pada detail syakal dan hiasan yang penuh di dalamnya. Tujuan
diciptakannya Diwani Jali ialah untuk menuliskan peraturan-peraturan kesultanan
dan surat-surat ke luar negeri.
Gaya
penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer
terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip
Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk.
Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya
sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan
dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya
ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi
yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias[1]
2. Khat Tsuluts
Dinamakan khat tsuluts karena ditulis dengan kalam
yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan
kalam. Ada pula yang menamakannya khat Arab karena gaya ini merupakan sumber
pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya setelah khat Kufi. Untuk
menulis dengan khat tsuluts, pelatuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira
setengah lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk khat tsuluts 'adi dan tsuluts jali. Khat Tsuluts yang
banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan berbagai media karena
kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari
segi kaedah ataupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni dan seimbang.
Macam-macam
khat tsuluts :
- Khat Tumar
Khat yang diciptakan oleh Qutbah al-Muharrir yang tumbuh dan
berkembang di masa Bani Umayyah ini biasa ditulis dalam ukuran besar dengan
aturan-aturannya yang simpel. Khat ini sangat cocok untuk dekorasi dinding atau
media-media berukuran besar. Para khattat Turki menamakannya Jali Tsuluts atau
Tsuluts Besar. Tumar atau Tamur jamaknya Tawamir bermakna sahifah (lembaran
atau manuskrip). Khat Tumar artinya khat yang ditulis di lembaran atau
menuskrip.
- Khat Muhaqqaq
Penciptanya adalah Ibnu Bawab (413 H). Ibnu Bawab adalah
kaligrafer masyhur setelah Ibnu Muqlah. Khat ini hampir mirip dengan khat
Tsuluts karena perbedaan keduanya sangat samar dan hanya dapat diketahui oleh
ahli khat yang cermat. Pada perkembangannya, khat ini semakin redup dan jarang
sekali digunakan, sehingga posisinya digeser oleh Khat Tsuluts.
- Khat Raihani
Pencipta khat ini adalah Ibnu Bawab juga, namun berhubungan
erat dengan Ali ibn al-Ubaydah al-Rayhan (834 M), sehingga namanya diambil
untuk nama khat ini. Pendapat lain menjelaskan Rayhani dengan kata Rayhan yang
berarti harum semerbak karena keindahan dan popularitasnya.
- Khat Tawqi'
Tawqi' artinya tanda tangan, karena para khalifah dan
perdana menteri senantiasa menggunakan Tawqi' untuk menandatangani perbagai
naskah mereka. Diciptakan oleh Yusuf al-Syajari (825 M). Lalu berkembang di
tangan Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan Ibnu Khazin (1124 M) sebagai
murid generasi kedua Ibnu Bawab. Yang membedakan Tsuluts dengan Tawqi' adalah
ukuran Tawqi' yang selalu ditulis sangat kecil. Bentuk yang menyerupai Tawqi'
adalah Tugra' atau Turrah yang pada awalnya berfungsi sebagai cap dan lambang
sultan-sultan Usmani dengan ukuran yang bervariasi.
- Khat Riqa' atau Ruqa'
Riqa' jamaknya Ruq'ah artinya lembaran daun kecil halus yang
digunakan untuk menulis khat tersebut. Gaya ini diciptakan oleh al-Ahwal
al-Muharrir yang diolahnya dari Khafif Tsuluts. Sebagian sejarawan menamakan
gaya ini dengan khat Tawqi', namun yang lebih benar adalah bahwa Riqa' pun
diolah pula dari Tawqi'. Ukuran Riqa' lebih kecil dari Tawqi' dan digunakan
khusus untuk menyalin teks-teks kecil dan penyajian kisah.
- Khat Tsulusain
Diciptakan oleh saudara Yusuf al-Syajari bernama Ibrahim
al-Syajari (200 H) di zaman Bani Abbas. Ibrahim membuat kaedah Tsulusain dari
khat yang sudah ada semenjak dahulu yaitu khat Jalil. Tsulusain berarti dua
pertiga, karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong seukuran
dua pertiga lebar goresan kalam, sedikit lebih kecil dari khat Tumar yang
ditulis sangat besar.
- Khat Musalsal
Diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir dari keluarga Barmak di
zaman Bani Abbas. Sebagian huruf-huruf khat ini saling berhubungan, oleh karena
itu beberapa sejarawan modern menamakannya khat Mutarabit yang berarti saling
ikat atau berikatan.
- Khat Tsuluts 'Adi
Pencipta khat ini adalah Ibrahim al-Syajari diawal abad ke-3
H di zaman Bani Abbas. Dalam beberapa kamus bahasa Arab disebutkan, "anna
al-sulusiyya min al-khuttut huwa al-galiz al-huruf" (sepertiga dari
khat adalah huruf yang sulit).
- Khat Tsuluts Jali
Jali artinya wadih (jelas). Kejelasan dalam
hal ini terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan daripada
jaraknya, dibandingkan dengan jarak yang lebih dominan daripada lebar anatomi
hurufnya dalam Tsuluts 'Adi. Dengan demikian, dalam Tsuluts Jali akan tampak
dengan jelas komposisi huruf yang bertumpuk memadati ruang media yang ditulis.
Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni yang
permanen.
- Khat Tsuluts Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau tersusun rapi, yang diukur
menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi') dan aturan komposisi (ikham
al-tartib). Keindahan pembagian dicirikan dengan tidak adanya kelompok
huruf yang bertumpujk di satu tempat sementara tempat lain terlalu kosong
sehingga mendorong khatta memperbanyak dan mengisinya dengan syakal dan hiasan
untuk mensari keseimbangan. Sedangkan aturan komposisi adalah ketepatan
memposisikan kata, huruf dan titik di tempat-tempat yang strategis.
- Khat Tsuluts Muta'assir bil Rasm
Beberapa
khattat atau kaligrafer berusaha menggubah aksara Arab kepada bentuk visual
yang bisa berbicara biar lebih bervariasi sekaligus untuk menyeimbangkan antara
ketaatan terhadap ajaran agama dengan kesenangan menggambar, karena dalam Islam
visualisasi mahluk hidup secara jelas berlawanan dengan semangat dakwah agama
tersebut untuk selalu menjaga ketauhidan dan menjauhi kesyirikan. Potensi huruf
Arab yang sangat lentur dan mudah dibentuk mendorong para khattat menciptakan
gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga
kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi
mahluk hidup secara terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya
diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi
aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik gambar
manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya
- Khat Tsuluts Handasi
Gaya ini merupakan Tsuluts yang menyusun huruf dan kata
secara geometris (handasi) dan indah berdasarkan rasa seni, sehingga
menjadi dasar kekompakan, keserasian dan penyatuan sebuah karya.
- Khat Tsuluts Mutanazhir
Mutanazhir artinya saling memantul. Dinamakan pula khat
Tsuluts Mir'at (cermin), dimana yang berada disamping kanan memantul ke samping
kirinya, sehingga seolah diantara dua sisi tersebut ada cermin. Khat ini
dinamakan juga dengan gaya Ma'kus (memantul), musanna (AC-DC atau dua dimensi)
d an 'Aynali (saling tatap). Gaya ini tidak lepas dari pengaruh kebudayaan
muslim yang saling berbalas kebaikan dalam kehidupan sehari-hari seperti salam
dan menjawabnya.
- Khat Naskhi
Naskhi adalah tulisan yang sangat
lentur dengan banyak putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam
seperti sudut-sudut Kufi. Sekarang huruf-huruf Naskhi menyebar di aneka
penerbitan untuk mencetak buku,, koran dan majalah, bahkan meluas menjadi
huruf-huruf komputer. Dibandingkan dengan gaya lain, Naskhi lebih mudah digunakan
untuk mengajari membaca para pemula. Ada kesepakatan, bahwa Naskhi membantu
penulis menggoreskan penanya dengan cepat, dibandingkan kaligrafi bergaya rumit
semisal Tsuluts, karena huruf-hurufnya yang kecil dan pertemuan secara jelas
goresan-goresan memanjangnya, didukung oleh harmoni huruf-huruf dan keindahan
posturnya.
Naskhi
ada dua model, yaitu:
- Khat Naskhi Qadim
Naskhi Qadim atau kuno adalah gaya tulisan yang sampai
kepada kita dari zaman Abbas kemudian diperindah oleh Ibnu Muqlah, diperindah
lagi oleh masyarakat Atabek, lalu diolah lagi menjadi karya yang semakin
sempurna oleh orang-orang Turki. Para khattat sekarang secara tradisional
menulis dengan gaya ini semata-mata karena mengikuti kaedah dan asal muasalnya
yang lama, yang telah diletakkan dasar-dasarnya oleh para empu kita dahulu,
mencakup ukuran, ketinggian, tipis tebal garis horizontal dan vertikal, sampai
bentuk-bentuk lengkungannya.
- Khat Naskhi Suhufi
Naskhi Suhufi atau jurnalistik merupakan gaya tulisan yang
terus berkembang bentuk hurufnya. Dinamakan Suhufi karena penyebarannya yang
luas di lapangan jurnalistik. Berbeda dengan Naskhi Qadim yang lebih lentur
dengan banyak putaran, Naskhi Suhufi cenderung kaku dan pada beberapa bagian
mendekati bentuk kufi karena memiliki sudut-sudut yang tajam. Makanya gaya ini
kerap disebut Naskhi-Kufi atau perpaduan Naskhi dan Kufi dengan ciri-ciri umum
sapuan horizontalnya sangat tebal dan sapuan vertikalnya sangat tipis dan
pendek. Naskhi-Kufi yang banyak digunakan di lapangan advertensi, papan nama, poster
dan judul-judul tulisan koran dan majalah telah masuk dalam dunia komputer,
sehingga jarang atau bahkan tidak pernah digoreskan langsung oleh tangan.
Khat farisi (Ta’liq)
memiliki banyak variasi penulisan, sehingga disini kita mesti mengubah-ngubah
posisi pena ketika menulisnya, dimana satu huruf saja sering memiliki ukuran
lebar yang berlainan. Karena itu, keindahan khat gaya farisi ini sangat
bergantung pada kemahiran mengubah-ngubah ujung pena. Seperti diketahui,
beberapa huruf farisi hanya ditulis dengan sepertiga lebar pena saja. Khat ini banyak digunakan untuk menulis
syair, dan kegunaan harian.
[2]
5.
Kufi
Gaya penulisan kaligrafi ini
banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya
Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya
ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota
terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan
kaligrafi
yang diperkenalkan oleh Bapak
Kaligrafi Arab, Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku,
patah-patah, dan sangat formal.
- Riq'ah
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan
kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya
Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan
oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan
tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat
sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
7.
Khat Ijazah
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah
(Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang
dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan
untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter
hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan
tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab). Maka guru khat tersebut akan
menuliskan ijazah yang memperakui muridnya adalah orang yang berkelayakkan
dalam bidang seni khat, ia juga digunakan untuk tandatangan sultan dan kalifah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-Macam Khat dan Cirinya :
1. Khat Diwani
Diwani
adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani. Diwani memiliki tiga macam bentuk,
yaitu: Khat Diwani 'Adi, khat Diwani Mutarabit, khat Diwani Jali.
2. Khat Tsuluts
Dinamakan khat tsuluts karena ditulis dengan kalam
yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan
kalam. Macam-macamnya : Khat Muhaqqaq, khat Raihani,
khat Tawqi',
khat Riqa'
atau Ruqa', khat Tsulusain,
khat
Musalsal, khat Tsuluts 'Adi,
khat
Tsuluts Jali, khat Tsuluts Mahbuk,
khat
Tsuluts Muta'assir bil Rasm, khat Tsuluts Handasi,
khat
Tsuluts Mutanazhir
- Khat Naskhi
Naskhi adalah tulisan yang sangat lentur dengan banyak
putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam seperti sudut-sudut Kufi.
Naskhi
ada dua model, yaitu: Khat Naskhi Qadim, khat Naskhi Suhufi.
4. Khat Farisi
Khat
farisi (Ta’liq) memiliki banyak variasi penulisan, sehingga
disini kita mesti mengubah-ngubah posisi pena ketika menulisnya, dimana satu
huruf saja sering memiliki ukuran lebar yang berlainan.
- Kufi
Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk
penyalinan Alquran periode awal.
- Riq'ah
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan
kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts.
- Khat Ijazah
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan
perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh
para kaligrafer Daulah Usmani.
B. Saran
- Saran untuk pembaca
Semoga bisa menjadi acuan
dalam memahami materi tentang macam-macam Khat dan cirinya dan dapat dijadikan
pertimbangan untuk membahas lebih jauh lagi berkenaan dengan materi-materi
lain.
- Saran untuk penulis
Semoga bisa menjadi vahan acuan
dan semangat untuk mengkaji dan membuat makalah yang semakin baik.
Demikian
makalah yang dapat kami sampaikan, ini bukan proses akhir karena “ Tak ada
gading yang tak retak” Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun
dari pembaca yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mutholib
Al Fasiriy, Qiwaamul khath, (Jepara : Al-Fasiriy, 2000), hlm.8
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق